Limbah padat sering kita kenal sebagai sampah. Ada dua jenis limbah padat yaitu : (1) sampah organik (dapat terurai secara alami) dan (2) sampah anorganik (tidak dapat terurai secara alami). Bagaimana penanganan limbah padat ini harus dilakukan ?
Berdasarkan sumbernya, limbah padat dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) limbah padat domestik dan (2) limbah padat non-domestik. Limbah padat domestik merupakan limbah padat yang berasal dari kegiatan perkantoran, rumah tangga, perdagangan, rumah sakit dan lain-lain. Contoh limbah padat non-domestik ini adalah sisa-sisa bahan , kertas, kardus, komputer yang telah rusak, peralatan bekas (jarum suntik, botol infus), sampah dari kegiatan operasi pembedahan, dan sisa-sisa obat. Sedangkan limbah padat non-domestik adalah limbah padat yang berasal dari industri konstruksi gedung, kegiatan pertanian dan perkebunan, dan industri umum. Contoh limbah padat non-domestik adalah jerami, potongan besi, paku bekas, bahan kimia beracun, dan sisa-sisa pengemasan produk (plastik, kertas dll).
1. Minimalisasi Limbah Padat
Kegiatan minimalisasi limbah padat harus berpedoman pada konsep pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dalam rangka penghematan penggunaan sumber daya alam, serta pembangunan yang
memiliki nilai tambah terhadap sumber daya alam.
Menghemat penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan melalui cara-cara berikut.
2. Cara penanganan Limbah Padat (Sampah)
Penimbunan tanah (landfill)
Tumpukan sampah dari rumah tangga dapat dipergunakan untuk menimbun tanah yang agak rendah dengan cara diratakan, dipadatkan, kemudian ditimbun dengan tanah untuk mempercepat penguraian dan agar tidak menimbulkan bau
Berdasarkan sumbernya, limbah padat dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) limbah padat domestik dan (2) limbah padat non-domestik. Limbah padat domestik merupakan limbah padat yang berasal dari kegiatan perkantoran, rumah tangga, perdagangan, rumah sakit dan lain-lain. Contoh limbah padat non-domestik ini adalah sisa-sisa bahan , kertas, kardus, komputer yang telah rusak, peralatan bekas (jarum suntik, botol infus), sampah dari kegiatan operasi pembedahan, dan sisa-sisa obat. Sedangkan limbah padat non-domestik adalah limbah padat yang berasal dari industri konstruksi gedung, kegiatan pertanian dan perkebunan, dan industri umum. Contoh limbah padat non-domestik adalah jerami, potongan besi, paku bekas, bahan kimia beracun, dan sisa-sisa pengemasan produk (plastik, kertas dll).
1. Minimalisasi Limbah Padat
Kegiatan minimalisasi limbah padat harus berpedoman pada konsep pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dalam rangka penghematan penggunaan sumber daya alam, serta pembangunan yang
memiliki nilai tambah terhadap sumber daya alam.
Menghemat penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan melalui cara-cara berikut.
- Reuse, (memanfaatkan kembali barang bekas tanpa harus memprosesnya terlebih dahulu), misalnya mengguanakan botol bekas air mineral untuk tempat pembibitan tanaman.
- Replacement (mengganti seseuatu yang lebih hemat atau lebih aman), misalnya menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanan untuk mengganti plastik.
- Refusal (menolak bahan-bahan yang membahayakan keseimbangan lingkungan dan keselamatan hidup organisme).
- Repair (memperbaiki yang kurang sesuai).
- Reconstruct (menyusun ulang struktur yang tidak sesuai).
- Redurability (memperpanjang umur suatu benda).
- Reduce (mengurangi limbah), misalnya dengan membawa tas belanjaan dari rumah saat ibu-ibu berbelanja di pasar sehingga mengurangi penggunaan kantong plastik.
- Recycle (mendaur ulang limbah), misalnya mendaur ulang kertas bekas.
- Recorvery (memperoleh kembali komponen-komponen yang bermanfaat baik melalui proses kimia, fisika, atau biologi), misalnya menggunakan batok kelapa dan sekam padi sebagai sumber bahan bakar.
2. Cara penanganan Limbah Padat (Sampah)
Penimbunan tanah (landfill)
Tumpukan sampah dari rumah tangga dapat dipergunakan untuk menimbun tanah yang agak rendah dengan cara diratakan, dipadatkan, kemudian ditimbun dengan tanah untuk mempercepat penguraian dan agar tidak menimbulkan bau